“Kok batik lawasan lebih mahal ya daripada batik baru?”, “Batik
lawas kan barang lama, kok malah mahal?” Pertanyaan-pertanyaan seperti itu
tidak jarang muncul di benak kita saat melihat harga batik lawas dan produk
yang menggunakan batik lawas. Lalu apa hubungannya dengan perangko?
Perangko
Bergambar Ratu Victoria. Harganya? WAW! |
Sudah jadi pengetahuan umum kalau harga perangko “berumur”
(meskipun bekas) memiliki harga jual kembali yang lebih mahal dibandingkan
harga perangko “muda” meskipun dengan gambar yang sama.
Sebagai contoh,
perangko bergambar Ratu Victoria mengalami proses cetak berkali-kali (beda
tahun). Meskipun gambarnya sama, banyak hal mempengaruhi nilainya, seperti
tahun cetak, warna, kondisi fisik, dan masih banyak lagi.
Bisa saja sih pemerintah negara setempat mencetak ulang
dengan gambar yang sama persis. Tapi, rasanya harga si perangko baru itu tidak
akan sama dengan perangko versi lama. Kalau memang akan sama harganya, pasti
saat ini sudah dicetak ulang.
Sama-sama
bergambar Ratu Victoria tapi beda harga.
This picture is courtesy of www.stamp-exchange.co.uk
|
Batik Lawas
Bisa saja corak yang ada di batik lawasan sudah banyak versi
barunya. Akan tetapi, umur batik lawasanlah yang membuatnya lebih berharga dari
batik baru.
Tidak mudah menemukan corak batik tertentu yang dibuat dari tahun yang sama. Terlebih lagi, proses pencucian alami membuat batik lawas memiliki efek warna yang unik dan berbeda dengan batik baru. Batik lawasan bukan lagi sekedar batik melainkan barang antik yang layak dikoleksi.
Tidak mudah menemukan corak batik tertentu yang dibuat dari tahun yang sama. Terlebih lagi, proses pencucian alami membuat batik lawas memiliki efek warna yang unik dan berbeda dengan batik baru. Batik lawasan bukan lagi sekedar batik melainkan barang antik yang layak dikoleksi.
Satu hal lagi, kalau batik lawasan bukanlah sesuatu yang
berharga, rasa-rasanya museum tidak akan memajang batik tua alias batik lawas.
B says…
Menggunakan
batik keluaran baru maupun lawasan sah-sah saja semua tergantung selera
pemakainya.
No comments:
Post a Comment