Tuesday, September 18, 2012

Ternama dengan Batik Tanpa Nama


Unik
Tadinya  Yanti Listyarini, sang pemilik, bermaksud mengatakan kalau batiknya tanpa nama alias tidak bernama. Siapa sangka, batiknya justru ternama dengan brand Batik Tanpa Nama. Ingin melihat keunikan desain batik-batiknya? Kunjungi koleksi Batik Tanpa Nama.

Berbatik (B): Apa latar belakang Anda?
Yanti (Y): Arsitektur. Sejak kuliah saya sudah membuat berbagai macam furnitur dari jati belanda dan aktif mengikuti pameran-pameran di JCC. Setelah saya lulus kuliah, saya merambah menjadi kontraktor rumah, restoran, dll.

B: Apa yang membuat Anda memutuskan untuk mendirikan Batik Tanpa Nama?

Y: Waktu itu anak-anak saya mulai masuk SD, jadi saya ingin memiliki kegiatan yang saya sukai tanpa harus meninggalkan anak-anak saya.


B: Apakah Anda berasal dari keluarga yang bergelut di batik?
Y: Tidak ada. Saya bukan berasal dari pembuat batik, melainkan pemakai batik.

B: Kenapa Anda memilik batik sebagai bidang usaha?
Y: Tanpa disadari, semenjak lahir kita sudah kenal dekat dengan batik. Saat bayi digendong dengan kain batik, menghadiri berbagai acara memakai batik, bahkan ketika menikah juga memakai batik.

B: Warna Batik Tanpa Nama benar-benar berwarna. Dari mana idenya?
Yanti
Y: Saya selalu membayangkan batik yang “gue banget”, yang ketika dipakai bisa membuat orang bertanya "di mana belinya? " atau sekedar memuji "ih batiknya lucu". Dari situlah saya menabrakkan warna satu dengan lainnya agar tidak berkesan “tua dan serius”.

B: Brand Batik Tanpa Nama terdengar unik. Dari mana asalnya?
Y: Terus terang, tidak sengaja. Saya benar-benar bingung mencari nama karena berbagai nama yang saya inginkan sudah ada yang punya. Ketika saya ditanya brand koleksi saya oleh salah satu department store, saja jawab “tanpa nama”.

B: Siapa yang memotivasi Anda dalam bekerja?
Y: Putri-putri saya. Saya ingin mereka melihat bagaimana kita sebagai wanita bisa mengamalkan ilmu, berkarya sambil mengurus rumah dan anak-anak. Mereka memotivasi saya untuk membuktikan bahwa wanita itu makhluk multitasking yag hebat.

B: Siapa desainer favorit Anda? Apa yang Anda sukai dari mereka?
Y: Anne Avantie, Lenny Agustin, dan Marni.
Anna Avantie, selain karya-karyanya spektakuler, beliau selalu membuat dengan segenap hati dan tulus serta amat bersahaja. Lenny Agustin, desainnya hidup dan berusaha menebarkan kegembiraan ke semua orang. Marni, walaupun mix & match serta cutting-nya tidak biasa, tetapi tetap elegan.

B: Harapan Anda?
Tabrak warna dan motif
Y: Bisa membuat divisi interior dan house hold yang tentunya melibatkan batik.

B: Ada pengalaman unik dan menyentuh dengan batik?
Y: Saat melihat rekaman Metro TV tentang Pak Deden, pembatik dari Tasik. Saya langsung telepon Metro TV minta alamat dan nomor telepon beliau. Begitu ada kesempatan saya naik bis (pertama kalinya naik bis keluar daerah -red) ke Tasik demi mengejar batik garutannya.

B: Apakah memungkinkan mix batik dengan tren terkini?
Y: Mungkin banget!

B: Apakah ada partner di brand ini?
Y: Thank God! Saya ketemu Elida (Elida Veronica –red).

B: Apakah Anda memakai batik atau kain tradisional lainnya dalam busana sehari-hari?
Y: Pakai dooong.

B: Batik is art or batik is fashion?
Y: Batik is lifestyle not just art and fashion.

1 comment: