Mendengar
kata “batik”, wanita berusia muda biasanya hanya mau menggunakannya di
saat-saat formal. Mereka terlalu takut menggunakan batik untuk berbagai
kesempatan kasual. Hal itu jugalah yang menginspirasi Ninien Ardiani untuk
mendesain pakaian batik yang too cute to resist. Penasaran? Cek koleksi O Batiks.
Bosan
Vakum
Berbekal gelar sarjana jurusan
arsitektur, Ninien Ardiani sempat bekerja di perusahaan kontraktor dan TV
lokal. Bosan menjadi pegawai, Ninien terjun di dunia wiraswasta dengan
mendirikan production house kecil yang mengerjakan berbagai
proyek iklan, video profile, dan graphic design.
![]() |
Blazer ala kimono |
Dalam
sebuah kesempatan, Berbatik sempat berbincang-bincang dengan wanita yang
desainnya terlihat young and fresh.
Berbatik
(B): Apa yang memotivasi Anda untuk berwiraswasta?
Ninien
Ardiani (NA): Motivasi saya dalam bekerja seperti ini sudah
pasti anak ya. Tanpa harus banyak meninggalkan anak yang masih usia 2 tahun,
saya bisa bekerja. Dan sepertinya inilah pekerjaan impian saya.
NA: Hubungan
sama buyer lebih akrab, bahkan sampai tukeran pin
BB dan kopdar (kopi darat –red). Tapi alasan yang lebih utama adalah bebas uang
sewa tempat.
B: Suka
dukanya jualan online?
NA: Dukanya,
kalau ada buyer yang kurang puas lalu ngomong di belakang,
tanpa menyampaikan kritik langsung ke seller. Di social
media, gosip bisa nyebar langsung ke ribuan orang. Sukanya, jadi akrab
dengan buyer.
B: Bagaimana sampai bisa mendirikan O
Batiks?
NA: Awalnya saya hanya menjual
batik-batik Solo untuk dijual online. Barangnya diperoleh dari
sahabat-sahabat ibu saya yang memang memiliki usaha di bidang
batik. Jadilah saya jualan kain-kain batik Agung Wibowo dan Dwi Hadi di
FB. Ternyata responnya sangat baik. Dari situ saya mulai tertarik produksi
sendiri dan membuat clothing line. Puji Tuhan responnya lumayan.
Saya memang tidak punya background fashion design. Tapi dari kecil
paling suka gambar-gambar baju tapi malah nyasar ke jurusan arsitektur.
Masih ada hubungannya dengan gambar, tapi berbeda.
NA: Saya
percaya lebih baik berani memulai dari nol biarpun canggung dan salah-salah,
daripada bermimpi tinggi tapi tanpa action. Sampai sekarang, saya
masih belajar tentang batik, pola, jahitan, mode, dan trend. Moto saya
sekarang, practice makes better.
B: Kenapa
memilih nama O Batiks?
NA: Nama
O Batiks sendiri, awalnya Oh Batik Solo. Pengennya sih yang catchy,
unik, dan mudah diingat. Belakangan saya ganti dengan O BATIKS. Saya suka huruf
O karena tanpa ujung, berputar terus. Harapannya sih nggak akan pernah berhenti
berkarya.
B: Sumber
inspirasi dalam mendesain?
NA: Untuk clothing
line O Batiks, saya banyak jalan-jalan ke mal dan browsing ke fashion
web. Jadi saya sering melihat berbagai koleksi pakaian branded dari
barat serta fashion dari Korea, Jepang, dan Hongkong yang
lagi hip sekarang ini. Semua bisa dijadikan inspirasi.
Hasilnya batik tidak hanya terlihat klasik, tapi juga cute and chic!
B: O
Batiks terlihat berbeda dengan batik kebanyakan. Kenapa?
NA: Buat
saya batik bukan hanya untuk wanita dewasa, tapi juga buat remaja dan wanita
muda. Jadi batik-batik O Batiks diberi sentuhan aksen cute and sweet dengan
renda, bordir, pita, kancing, motif unik atau bahan nonbatik. Buyer saya
sering berkomentar kalau koleksi O Batiks membuat mereka young and
stylish.
B: Apa
yang paling berkesan tentang pengalaman Anda dan batik?
NA: Saya
banyak diasuh oleh eyang di Solo. Jadi, saya sedikit banyak tahu tentang batik,
meskipun memang baru batik Solo. Waktu Beliau masih ada, beliau masih pake
jarik, kebaya dan setagen dalam kesehariannya. Saya paling suka lihat beliau
menggulung setagen dan mewiru (melipat
–red). Jarik yang rapi diwiru dan tersimpan di lemari tua ditambah
bau ratus di kamarnya, hmmmm so vintage, so classic.
B: Itukah
yang membuat Anda jatuh cinta dengan batik?
NA: Saya
baru benar-benar jatuh cinta sama batik setelah buka toko online.
Karena dari sanalah saya baru melihat ragam batik dari seluruh negeri yang
cantik-cantik banget dari OLS (online shop -red) lain. Apalagi
sekarang dibuat sangat fashionable jadi berbagai macam produk. Proud
of them!
B: Siapa
saja yang berada di balik kesuksesan Anda?
NA: Dukungan
suami serta papa mama saya di Solo yang mengurus jahitan dan pengiriman
(produksinya masih di Solo -red). Tapi saya juga tidak bisa mengerjakan semua
ini tanpa berkat Tuhan.
B: Ada
pesan khusus untuk mereka yang ingin ikut berjualan online?
NA: Yang
diutamakan dalam jualan online adalah kejujuran dan kepercayaan. Kalau ada
barang yang memang tidak sesuai dengan ekspektasi buyer, kita
sebagai seller juga harus dengan lapang dada menerima kritik. Kalau
memang salah kita, ya harus boleh mengembalikan barang.
B: Batik
menurut Anda?
NA: Batik is
a fashionable art. Batik dari daerah manapun dengan teknik apa pun
adalah seni yang bergaya. Tanpa harus jadi produk tertentu pun alias hanya
berupa lembaran kain, batik itself
is fashionable. Kebayangkan, kalau batik-batik cantik itu jadi produk fashion, makin terlihat luar
biasa.
B: Pesan
untuk Berbatik?
No comments:
Post a Comment