Wednesday, September 5, 2012

O Batiks, Oh So Cute & Chic!



Mendengar kata “batik”, wanita berusia muda biasanya hanya mau menggunakannya di saat-saat formal. Mereka terlalu takut menggunakan batik untuk berbagai kesempatan kasual. Hal itu jugalah yang menginspirasi Ninien Ardiani untuk mendesain pakaian batik yang too cute to resist. Penasaran? Cek koleksi O Batiks.


Bosan Vakum
Berbekal gelar sarjana jurusan arsitektur, Ninien Ardiani sempat bekerja di perusahaan kontraktor dan TV lokal. Bosan menjadi pegawai, Ninien terjun di dunia wiraswasta dengan mendirikan production house kecil yang mengerjakan berbagai proyek iklan, video profile, dan graphic design.

Blazer ala kimono
Menikah, pindah kota, dan kehamilan membuat Ninien memutuskan untuk vakum dari production house yang dia dirikan. Sebagai wanita mandiri yang terbiasa bekerja setiap harinya, lama-kelamaan timbul rasa bosan kalau terus-menerus berdiam diri di rumah. Jiwa wiraswasta Ninien dan darah Jawa Solo yang mengalir membuatnya berkenalan dengan dunia batik dan menginspirasi lahirnya O Batiks.

Dalam sebuah kesempatan, Berbatik sempat berbincang-bincang dengan wanita yang desainnya terlihat young and fresh.

Berbatik (B): Apa yang memotivasi Anda untuk berwiraswasta?
Ninien Ardiani (NA): Motivasi saya dalam bekerja seperti ini sudah pasti anak ya. Tanpa harus banyak meninggalkan anak yang masih usia 2 tahun, saya bisa bekerja. Dan sepertinya inilah pekerjaan impian saya.

Kasual
B: Kenapa memilih berjualan online?
NA: Hubungan sama buyer lebih akrab, bahkan sampai tukeran pin BB dan kopdar (kopi darat –red). Tapi alasan yang lebih utama adalah bebas uang sewa tempat.

B: Suka dukanya jualan online?
NA: Dukanya, kalau ada buyer yang kurang puas lalu ngomong di belakang, tanpa menyampaikan kritik langsung ke seller. Di social media, gosip bisa nyebar langsung ke ribuan orang. Sukanya, jadi akrab dengan buyer.

B: Bagaimana sampai bisa mendirikan O Batiks?  
NA: Awalnya saya hanya menjual batik-batik Solo untuk dijual online. Barangnya diperoleh dari sahabat-sahabat ibu saya yang memang memiliki usaha di bidang batik. Jadilah saya jualan kain-kain batik Agung Wibowo dan Dwi Hadi di FB. Ternyata responnya sangat baik. Dari situ saya mulai tertarik produksi sendiri dan membuat clothing line. Puji Tuhan responnya lumayan. Saya memang tidak punya background fashion design. Tapi dari kecil paling suka gambar-gambar baju tapi malah nyasar ke jurusan arsitektur. Masih ada hubungannya dengan gambar, tapi berbeda.

Batik cap halus
B: Tanpa background design, Anda membuat clothing line. Tidak takut?
NA: Saya percaya lebih baik berani memulai dari nol biarpun canggung dan salah-salah, daripada bermimpi tinggi tapi tanpa action. Sampai sekarang, saya masih belajar tentang batik, pola, jahitan, mode, dan trend. Moto saya sekarang, practice makes better.

B: Kenapa memilih nama O Batiks?
NA: Nama O Batiks sendiri, awalnya Oh Batik Solo. Pengennya sih yang catchy, unik, dan mudah diingat. Belakangan saya ganti dengan O BATIKS. Saya suka huruf O karena tanpa ujung, berputar terus. Harapannya sih nggak akan pernah berhenti berkarya.

B: Sumber inspirasi dalam mendesain?
NA: Untuk clothing line O Batiks, saya banyak jalan-jalan ke mal dan browsing ke fashion web. Jadi saya sering melihat berbagai koleksi pakaian branded dari barat serta fashion dari Korea, Jepang, dan Hongkong yang lagi hip sekarang ini. Semua bisa dijadikan inspirasi. Hasilnya batik tidak hanya terlihat klasik, tapi juga cute and chic!

B: O Batiks terlihat berbeda dengan batik kebanyakan. Kenapa?
NA: Buat saya batik bukan hanya untuk wanita dewasa, tapi juga buat remaja dan wanita muda. Jadi batik-batik O Batiks diberi sentuhan aksen cute and sweet dengan renda, bordir, pita, kancing, motif unik atau bahan nonbatik. Buyer saya sering berkomentar kalau koleksi O Batiks membuat mereka young and stylish.
B: Apa yang paling berkesan tentang pengalaman Anda dan batik?
NA: Saya banyak diasuh oleh eyang di Solo. Jadi, saya sedikit banyak tahu tentang batik, meskipun memang baru batik Solo. Waktu Beliau masih ada, beliau masih pake jarik, kebaya dan setagen dalam kesehariannya. Saya paling suka lihat beliau menggulung setagen dan mewiru (melipat –red). Jarik yang rapi diwiru dan tersimpan di lemari tua ditambah bau ratus di kamarnya, hmmmm so vintageso classic.

B: Itukah yang membuat Anda jatuh cinta dengan batik?
NA: Saya baru benar-benar jatuh cinta sama batik setelah buka toko online. Karena dari sanalah saya baru melihat ragam batik dari seluruh negeri yang cantik-cantik banget dari OLS (online shop -red) lain. Apalagi sekarang dibuat sangat fashionable jadi berbagai macam produk. Proud of them!

B: Siapa saja yang berada di balik kesuksesan Anda?
NA: Dukungan suami serta papa mama saya di Solo yang mengurus jahitan dan pengiriman (produksinya masih di Solo -red). Tapi saya juga tidak bisa mengerjakan semua ini tanpa berkat Tuhan.

B: Ada pesan khusus untuk mereka yang ingin ikut berjualan online?
NA: Yang diutamakan dalam jualan online adalah kejujuran dan kepercayaan. Kalau ada barang yang memang tidak sesuai dengan ekspektasi buyer, kita sebagai seller juga harus dengan lapang dada menerima kritik. Kalau memang salah kita, ya harus boleh mengembalikan barang.

B: Batik menurut Anda?
NA: Batik is a fashionable art. Batik dari daerah manapun dengan teknik apa pun adalah seni yang bergaya. Tanpa harus jadi produk tertentu pun alias hanya berupa lembaran kain, batik itself is fashionable. Kebayangkan, kalau batik-batik cantik itu jadi produk fashion, makin terlihat luar biasa.

B: Pesan untuk Berbatik?
NA: Trima kasih buat kesempatannya meramaikan www.berbatik.com. Semoga kita sukses bersama ya!


No comments:

Post a Comment