Batik berwarna pastel milik Mahadewi tetap tampil
elegan penuh keanggunan. Corak batik bergaya klasik pun menjadi berbeda di
tangan Pri dan Endang, sepasang suami istri pendiri Mahadewi. Kecintaan mereka
pada batik membawa keduanya pada dunia paten dan mengejar ilmu sampai Italia. Tertarik?
Kunjungi koleksi Mahadewi.
Sogan Sragen |
Berbatik (B):
Koleksi Mahadewi sangat menarik dari segi corak dan warna. Di mana batik-batik
ini dibuat?
Mahadewi (M):
Sragen.
B: Kenapa
memilih menggunakan warna pastel?
M: Saat ini
banyak yang menyukai warna cerah batik asal Cina. Kasihan pembatik-pembatik
kita, kalah hanya karena warna. Akhirnya Mahadewi memilih menggunakan warna
pastel dan warna cerah lainnya.
Alas-alasan |
B: Warna yang
digunakan batik-batik Mahadewi benar-benar berbeda dengan batik lainnya
meskipun sama-sama berwarna pastel. Coraknya juga menarik. Belajar batik dari
mana?
M: Mas Pri
sempat ke Italia, khusus untuk belajar tentang warna. Kalau Mbak Endang, dia
sudah belajar batik dari SD.
B: Pewarna
jenis apa yang digunakan?
M: Kebanyakan
menggunakan pewarna alam seperti mengkudu, indigo, soga, bunga kuning, jalawe, tingi, dan jambal.
B: Corak batik
Mahadewi terlihat rumit. Berapa lama pengerjaannya?
M: Satu lembar
kain bisa memakan waktu 6 bulan sampai 1 tahun.
B: Wah lama
sekali.
M: Mayoritas
koleksi Mahadewi adalah batik tulis halus dan sebagian kecil adalah kombinasi
tulis dan cap. Pencelupannya saja bisa sampai 2 minggu untuk warna indigo. Untuk soga, 1 bulan.
B: Berapa
jumlah pengrajin di Mahadewi?
M: Pengrajin harian kami sekitar 20 orang. Rata-rata berusia 30-40 tahunan, yang paling senior berusia 80 tahun.
No comments:
Post a Comment