Sunday, July 29, 2012

Traditional Meet Technological




As seen as the photo, (from left to right) iPad case  made by Batik tulis with Lokcan Pattern from Indramayu. Merupakan salah satu penghasil batik di Jawa Barat, Indramayu juga memiliki Batik Pasundan didominasi warna krem, hijau muda dan merah muda. Ciri khas batik Indramayu adalah adanya coh-cohan, yaitu titik-titik atau ceceg-ceceg berwarna. Biasanya ceceg hadir pada kain batik dalam warna putih sebagai hasil perintangan malam (lilin) yang dititikkan. Motif batik Indramayu biasanya dipengaruhi alam sekitarnya, maka tak heran jika salah satu motifnya bertemakan kehidupan pesisir Laut.

The centre is Batik tulis Yogya with laba-laba pattern and “bledakan” style. Teman Berbatik, Bledakan merupakan batik dengan latar belakang berwarna putih. Hal ini dihasilkan dari coletan/sapuan kuas dengan pewarna putih atau secara alami dengan ditutup oleh malam (lilin). Finally, at the Right one is made by Batik tulis Sragen with Truntum Debyah pattern. Merupakan salah satu motif bunga pada batik, Debyah memiliki ciri khas kelopak yang runcing. Dalam sejarahnya, ternyata motif Truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali. 

Motif ini diciptakan oleh seorang Ratu Keraton Yogyakarta. Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja, merasa dilupakan oleh Raja yang telah mempunyai kekasih baru. Untuk mengisi waktu dan menghilangkan kesedihan, ia pun mulai membatik. Secara tidak sadar Ratu membuat motif berbentuk bintang-bintang dilangit kelam, yang selama ini menemaninya dalam kesendirian. Ketekunan Ratu dalam membatik menarik perhatian Raja yang kemudian mulai mendekatinya untuk melihat proses membatik. Sejak saat itu, Raja selalu memantau perkembangan membatik sang Ratu. Sedikit demi sedikit kasih sayang Raja terhadap Ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta Raja bersemi kembali atau tum-tum kembali. Motif ini diberi nama Truntum sebagai lambang cinta Raja yang bersemi kembali, how sweet

1 comment: